Mantan pastor Fernando Lugo memenangkan pemilihan umum bersejarah di Paraguay. Lugo yang status pastornya dibekukan Vatikan karena masuk dala politik pada tahun 2006 itu mengalahkan kandidat dari partai yang telah berkuasa selama 61 tahun.
Lugo diumumkan menang oleh Pengadilan Pemilu dengan suara hampir 41 persen mengalahkan 31 persen yang diraih Blanca Ovelar dari Partai Colorado yang berkuasa. Lugo menghancurkan impian Ovelar menjadi presiden wanita pertama Paraguay. "Hari ini kita bisa bermimpi sebuah negara yang lain," kata Lugo, 56. "Paraguay tidak akan diingat lagi untuk korupsi dan kemiskinan, namun karena kejujuran," kata Lugo Selasa lalu, menurut Agence Presse France.
Ovelar yang partainya telah berkuasa sejak 1947 mengakui kekalahannya sebelum hasil final keluar. "Kami mengakui dengan besar hati bahwa hasil pemilihan presiden tak bisa dipungkiri," kata Ovelar.
Kandidat lain, Lino Oviedo, seorang pensiunan kepala angkatan bersenjata yang membantu kudeta militer yang baru berakhir 35 tahun setelahnya di bawah Alfredo Stroessner (1954-1989), hanya mendapat 22 persen suara.
Dalam pidato kemenangannya di depan pendukungnya, Aliansi Patriotik untuk Perubahan, Lugo menyatakan Pemilu ini menunjukkan bahwa 'orang kecil bisa menang'. "Kamu semua bertanggung jawab atas kebahagiaan mayoritas rakyat Paraguay hari ini," kata Lugo yang kemudian disambut teriakan pendukungnya.
Masuk seminari di usia 18 tahun, 7 tahun berikutnya Lugo diangkat menjadi pastor dan akhirnya menjadi uskup San Pedro, kawasan termiskin Paraguay, 3 tahun lalu. Namun, setahun setelah menjadi uskup, Lugo memilih mengabdi pada rakyat yang lebih luas ketika memimpin demonstrasi 40 ribu orang pada Maret 2006 menentang presiden Nicanor Duarte yang berkuasa.
Lugo kemudian terkenal sebagai 'pastor merah' atau 'pastor si miskin'. Sebuah sebutan membahagiakan bagi pastor penganut Teologi Pembebasan, yang melihat Yesus Kristus sebagai pembebas kaum tertindas itu. Namun otoritas Gereja Katolik Roma menilainya sebagai 'belati penusuk tubuh gereja'.
Lugo kemudian didorong oleh rekan-rekan oposisi untuk maju menjadi capres Paraguay. Dengan menggandeng 20 kelompok politik minoritas yang tergabung dalam Aliansi Patriotik untuk Perubahan, Lugo pun melaju ke Istana Presiden dengan meraih 41 persen suara.
Ia merupakan presiden lajang kedua yang memerintah Paraguay sejak 1928. Setelah mengalahkan calon dari Partai Colorado yang telah berkuasa selama 61 tahun, Lugo akan dilantik menjadi presiden pada 15 Agustus 2008 nanti.
"Hal pertama yang tertanam di hati saya adalah: rakyat pribumi kami...atas utang sejarah yang kami miliki pada mereka," kata Lugo. "Merekalah pemilik sebenarnya tanah Paraguay ini," katanya sesaat setelah kemenangan.
"Tidak akan ada lagi rakyat yang mati kelaparan, tuberkolose atau kekurangan pengobatan," tambahnya. "Sekarang dimulai, sebuah era baru dalam politik Paraguay bermula," katanya.
Sebuah pembaharuan sedang terjadi. Semoga rakyat Paraguay akan mengalami kesejahteraan, dengan presiden yang memiliki kepedulian kepada orang miskin ini.